~ Permata Ayu ~
Font

Monday 23 December 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN OLIGOHIDRAMNION

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menurut Lehn,jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah 1 liter,pada multigravida sebanyak 1,5 liter,dan sebanyak-banyaknya  yang masih dalam batas normal adalah 2 liter.Berat  jenis :1,007-1,025.Warna : putih kekeruhan karena adanya lanugo dan verniks kaseosa.
Asal air ketuban adalah dari fetal urin,transudasi dari darah ibu,sekresi dari epitel amnion,dan a mixed origin.Cairan amnion sangat penting artinya bagi tumbuh kembang janin  ke segala arah dengan jumlah sama sehingga pertumbuhannya menjadi simetris.Untuk pertama kalinya,cairan amnion dibentuk oleh sel trofoblas sehingga morula dapat berubah menjadi blastula.Selanjutnya,terjadi perubahan sel trofoblas sedemikian rupa sehingga mampu melakukan tugas utamanya untuk berimplantasi di dinding uterus bagian depan atau belakang atasnya.
Cairan amnion selanjutnya dibentuk oleh sel amnion sehingga pertambahannya seiring dengan makin tuanya usia kehamilan.Pada kehamilan sangat muda,air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya.Pada trimester II kehamilan,air ketuban dibentuk oleh difusi ekstraseluler melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan plasma janin.Selanjutnya,setelah trimester II,terjadi pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencing janin.
Jika produksinya makin berkurang,disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : insufisiensi plasenta,kehamilan post term,gangguan organ perkemihan-ginjal,janin terlalu banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan criteria : jumlah kurang dari 200 cc,kental,dan bercampur dengan mekonium.



B.       Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah oligohidramnion dan manajemennya dalam asuhan kebidanan

2.      Tujuan Khsusus
a.       Untuk mengetahui subjektif dari kasus oligohidramnion di Ruang Bersalin RSUD Meraxa .
b.      Untuk mengetahui objektif dari kasus oligohidramnion di Ruang Bersalin RSUD Meraxa .
c.       Untuk mengetahui assessment dari kasus oligohidramnion di Ruang Bersalin RSUD Meraxa .
d.      Untuk mengetahui planning dari kasus oligohidramnion di Ruang Bersalin RSUD Meraxa .

C.      Manfaat
1.      Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan bagi ibu hamil dengan oligohidramnion.

2.      Bagi mahasiswa/penulis
Bagi penulis, praktek lapang ini merupakan pengalaman berharga untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari secara teori dan juga menambah wawasan dan mengembangkan diri dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan ologohidramnion.






BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.      Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil. Volume cairan ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml pada 10 minggu kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.

B.       Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Oligohidramnion biasanya dikaitkan dengan salah satu kondisi berikut:
1.      Pecahnya membran ketuban.
2.      Masalah kongenital tidak adanya jaringan ginjal fungsional atau uropati obstruktif seperti kondisi yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke dalam kantung ketuban dan malformasi saluran kemih janin.
3.      Penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan produksi urin berkurang.
4.      Kehamilan post-term
5.      Gangguan pertumbuhan pada janin
6.      Kelainan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urinnya sedikit. Padahal urin termasuk sumber utama air ketuban
7.      Kehamilan lewat waktu sehingga fungsi plasenta atau ari-ari menurun
8.      Penyakit ibu, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah dan penyakit otoimun seperti lupus.



C.      Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
1.         Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
2.         Tidak terbentuk air kemih
3.         Gawat pernafasan,
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi :
1.         Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2.         Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3.         Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4.         Sindrom paska maturitas.




D.      Gambaran Klinis / gejala.
1.      Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3.      Sering berakhir dengan partus prematurus.
4.      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5.      Persalinan lebih lama dari biasanya.
6.      Sewaktu his akan sakit sekali.
7.      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
8.      Janin mudah berpindah tempat.
9.      Perlambatan tinggi fundus.

E.       Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1.         USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal
2.         Rontgen perut bayi
3.         Rontgen paru-paru bayi
4.         Analisa gas darah.

Cara mengeceknya :
Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion.

F.       Akibat Oligohidramnion
1.      Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan, keguguran, janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2.      Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang janin.
3.      Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
4.      Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”.

G.      Tindakan Konservatif
1.      Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
2.      Hidrasi.
3.      Perbaikan nutrisi.
4.      Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5.      Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6.      Amnion infusion.
7.      Induksi dan kelahiran.

Hal  yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
1.      Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
2.      Banyak istirahat
3.      Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
4.      Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
5.      Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina.

Tindakan Dokter
Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-tanda tidak sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat biasanya dokter akan memutuskan segera melahirkan janin. Apalagi jika ditemukan pada kehamilan cukup bulan.


H.      Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin yang hidup.Sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus.Oligohidramnion dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta dapat menyebabkan cacat serius termasuk amputasi.Selain itu,dengan tidak adanya cairan amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh disertai cacat musculoskeletal seperti jari tubuh.

I.         Diagnosis Oligohidramnion
Untuk mengetahui oligohidramnion dengan jelas dapat dilakukan tindakan “amnioskopi” dengan alat khusus amnioskop.
Indikasi amnioskopi adalah :
1.      Usia kehamilan sudah di atas 37 minggu
2.      Terdapat preeclampsia-berat atau eklampsia
3.      Bad obstetrics history
4.      Terdapat kemungkinan IUGR
5.      Kelainan ginjal.
6.      Kehamilan post date

Hasil yang diharapkan adalah :
1.         Kekeruhan air ketuban
2.         Pewarnaan dengan mekonium

Komplikasi tindakan amnioskopi adalah :
1.         Terjadi persalinan premature
2.         Ketuban pecah-menimbulkan persalinan premature
3.         Terjadi perdarahan-perlukaan kanalis servikalis
4.         Terjadi infeksi asendens




BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN OLIGOHIDRAMNION


Identitas

Nama               : Ny. R / Tn. M
Umur               : 32 tahun / 29 tahun
Alamat                        : Darul imarah / darul imarah
Tanggal           : 26 juli 2013
Pukul               : 11.15 WIB

Subjektif :
Ibu R umur 32 tahun masuk ke ruang kebidanan di kirim dari poli kebidanan, ini merupakan kehamilan ibu yang ke dua dan sebelumnya ibu tidak pernah keguguran. Ibu mengeluh sering keluar cairan dari kemaluannya sejak 4 mg yang lalu, dan gerakan janin berkurang . ibu juga mengatakan nyeri di perut ketika janinnya bergerak. Hari pertama haid terakhir : 24 oktober 2012  
Objektif :
1.      Tanda-tanda vital        :
a.       TTP                       : 1 Juli 2013
b.      Tekanan darah       : 90/70 mmHg
c.       Nadi                      : 72 x/menit
d.      Respirasi                : 20 x/menit
e.       Suhu                      : 36,70 ˚C
f.       TB                         : 153 cm
g.      BB                         : 60 kg

2.      Palpasi :
a.       Leopold I             : 29 cm
b.      Leopold II                         : puka
c.       Leopold III           : kepala
d.      Leopold IV           : divergent
e.       His                         : 1 x/10’/20” detik (Jarang)

3.      Auskultasi :
a.       DJJ            : 119 x/m

4.      Pemeriksaan tunjangan :
a.       USG          : cairan ketuban sedikit .

Assessment
Ibu G2P1A0, usia kehamilan 43 mg dengan post date dan oligohidramnion .
K/U ibu dan janin kurang baik.
Planning
1.        Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.
a.         Keadaan ibu kurang baik, ibu memasuki usia kehamilan 43 minggu, ibu mengalami postdate dan oligohidramnion (air ketuban sedikit) sehingga harus dilakukan persalinan segera.
b.         Keadaan janin kurang baik, denyut jantung  119 kali/menit, dan letak janin normal.
2.        Memberikan asuhan sayang ibu:
a.         Memberikan dukungan moril kepada ibu agar ibu tidak cemas .
b.         Mempersilakan suami/orangtua ibu untuk turut memberikan dukungan dengan menemani ibu di samping tempat tidur.
c.         Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi berbaring senyaman mungkin.
3.        Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
4.        Melakukan pemasangan infus RL dengan aturan 20 tetes/menit.
5.        Melakukan cek darah lengkap.
6.        Melakukan pemantauan dengan NST.
7.        Melakukan pemasangan O2 3 liter.
8.        Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn :
a.         Dokter menganjurkan persalinan ibu dilakukan secara sc.
b.         Melakukan skintest
c.         Melakukan skerem
d.        Injeksi cefotaxime IV 10 mg
e.         Menganjurkan ibu untuk puasa
9.        Ibu siap untuk di lakukan Sc besok pagi  pukul 08.00 Wib

















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Asuhan yang di berikan pada ibu hamil dengan oligohidramnion di ruang kebidanan RSUD meraxa dapat di simpulkan bahwa dari data subjektif ibu mengatakan keluar cairan dari kemaluannya sejak 4 mg yang lalu,gerakan janin berkurang dan ibu merasa nyeri pada saat janinnya bergerak. Dari hasil USG di dapatkan bahwa air ketuban ibu sedikit. Dari data objektif di dapatkan TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan ibu. Sehingga dapat di tegakkan assesment “oligohidramnion”. Planning yang di berikan : memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, memberikan asuhan sayang ibu, Melakukan observasi keadaan umum dan TTV, Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn, Dokter obgyn menganjurkan persalinan ibu dilakukan secara Sc, Ibu mengerti dan mengikuti anjuran dokter, dan melakukan persiapan Sc pada ibu.

B.     Saran
Diharapkan kepada ibu hamil untuk menjaga kehamilannya yaitu dengan memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Menganjurkan ibu untuk  Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan, Banyak istirahat, Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif, Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin, Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina.









DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN
Fitramaya, 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Dian Press
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press