BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehamilan
adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Saifudin, 2006).
Kehamilan
adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
Kehamilan
merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,
2009).
Lama Kehamilan
dibagi menjadi beberapa antara lain: 1) Prematur adalah kehamilan yang lama
usianya kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan nini disertai
dengan keadaan BBLR (berat bayi lahir rendah). 2) Post matur adalah kehamilan yang
lama usianya lebih dari 42 minggu. Kehamilan ini biasanya kehamilan abnormal.3)
Matur atau Aterm adalah kehamilan yang lama usianya sudah cukup umur atau
normal yaitu antara 37 – 42 minggu. Pada kehamilan ini bayi lahir dengan
keadaan berat badan normal. 4) Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap, Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42
minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau
dengan tinggi fundus uteri serial.( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi
III.2008)
Frekuensi
Kehamilan antara lain Nuligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil
dan melahirkan, primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
hidup untuk pertama kali,atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya,
multigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa
kali(sampai 5 kali), grandegravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan
bayi sebanyak 6 kali atau lebih,hidup atau mati.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan
Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan kelainan dalam lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan
postdate.
2.
Tujuan
Khusus
a) Untuk
mengetahui pengertian lamanya kehamilan
prematur, postmatur, imatur, dan postdate.
b) Untuk
mengetahui etiologilamanya kehamilan prematur,
postmatur, imatur, dan postdate.
c) Untuk
mengetahui penatalaksanaan lamanya
kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate.
C. Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
Diharapkan makalah ini
dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai asuhan pada kebidanan dengan lamanya kehamilan prematur, postmatur,
imatur, dan postdate.
2.
Bagi
institusi
Diharapkaan
makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain yang membuat
laporan mengenai lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate.
3.
Bagi
Perpustakaan
Diharapkan
makalah ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi perpustakaan mengenai
asuhan kebidanan dengan
lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan postdate.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
KELAINAN
DALAM LAMANYA KEHAMILAN
1. Pengertian
Lamanya kehamilan yang normal 280 hari atau 40
minggu dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.Kadang-kadang kehamilan
berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu yang normal.
Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung dapat dibagi
sebagai berikut :
Lamanya Kehamilan
|
Berat anak
|
istilah
|
< 22 minggu
|
<500 g
|
Abortus
|
22-28 minggu
|
500g-1000g
|
Partus immaturus
|
28-37 minggu
|
1000g-2500g
|
Partus praematurus
|
37-42 minggu
|
>2500-4500g
|
Partus aterm (maturus)
|
>42 minggu
|
>4500g
|
Partus serotinus
|
B. PREMATUR
1. Pengertian
Premature
Premature
yaitu persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37 minggu dipertimbangkan sebagai persalinan
prematur dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati
program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk persalinan
premature dan upaya mengenali faktor risiko persalinan prematur telah
digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir.
Faktor
risiko : Lebih dari setengah jumlah wanita hamil yang melahirkan prematur
diketahui tidak memiliki faktor risiko untuk persalinan prematur.
a. Faktor
demografis : ibu dari ras kulit hitam, status sosio-ekonomi yang rendah, usia <18
tahun atau >40 tahun.
b. Kesehatan
umum : stres pribadi tinggi, nutrisi
buruk;berat ibu sebelum hamil rendah; anemia, bakteriuria, kondisi-kondisi
medis, seperti diabetes, asma dan pielonefritis, penyakit jantung pada ibu,
merokok (risiko 2x lipat), penyalahgunaan zat (risiko 3x lipat).
c. Pekerjaan
: pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan fisik, berdiri terlalu lama, bekerja
dalam shift, dan bekerja di malam hari.
d. Kondisi
uterus : Kelainan, cedera pada serviks atau abnormalitas (termasuk pajanan
dietilstilbestrol (DES) di dalam uterus, konisasi serviks, atau riwayat induksi
aborsi pada trimester kedua), fibroid, atau kontraksi uterus yang berlebihan,
dan infeksi.
e. Faktor
obstetric : persalinan prematur sebelumnya pada kehamilan usia antara 16 dan 36
minggu (2-3x risiko: semakin sering mengalami persalinan prematur),semakin dini
usia kehamilan semakin besar risiko mengalami persalinan prematur,hasil yang di
peroleh pada persalinan terakhir merupakan alat yang lebih akurat untuk
menentukan perkiraan hasil persalinan kali ini), KPD, plasenta previa, inkompetensi
serviks, abrupsio plasenta, preeklamsia, PJT, oligohidramnion, amnionitis,
kelainan janin,perdarahan per vaginam setelah trimester pertama, perawatan
prenatal kurang atau tidak ada sama sekali.
2. ETIOLOGI
a.
Faktor Maternal
Toksenia,
hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk
menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark
dari plasenta
b.
Faktor Fetal
Kelainan
Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan
dengan kelahiran premature :
Kehamilan
1) Malformasi
Uterus
2) Kehamilan
ganda
3) TI.
Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre
eklamsia
6) Riwayat
kelahiran premature
7) Kelainan Rh
Kondisi
medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi
menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan
prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan
janin terhambat
Perkembangan janin
terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu
sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini
mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan
merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%)
terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d.
Plasenta previa
Plasenta previa sering
kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada
perdarahan yang banyak.Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan
kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e.
Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D
imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal
ini masih dapat terjadi.
f.
Diabetes
Pada kehamilan dengan
diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan.Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya
gula darah dapat dikendalikan.
2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi
a. Kelainan
bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi
dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus
yang ada.
b.
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali
terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin
menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi
vagina dan serviks, dan lain-lain.
c.
Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap
serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten.Chamberlain dan Gibbings
menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan
dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d.
Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien
dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan
ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.
Sosial
Ekonomi
1) Tidak melakukan perawatan prenatal
2) Status sosial ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja
Faktor
gaya hidup
1) Kebiasaan merokok
2) Kenaikan berat badan selama hamil yang
kurang
3) Penyalahgunaan obat (kokain)
4) Alcohol
3. TANDA
DAN GEJALA
tanda-tanda persalinan
prematur, yaitu
a. Kram
seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
b. Kram
perut, dengan atau tanpa diare.
c. Kontraksi
rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi
ini tidak harus terasa sakit.
d. Rasa
tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong
ke bawah.
e. keluar
air atau cairan lainnya dari vagina.
4. FAKTOR
RESIKO KELAHIRAN PREMATUR
Resiko Demografik
a. Ras
b. Usia
(<> 40 tahun)
c. Status
sosio ekonomi rendah
d. Belum
menikah
e. Tingkat pendidikan rendah
Resiko Medis
a. Persalinan
dan kelahiran premature sebelumnya
b. Abortus
trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
c. Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit
medis (diabetes, hipertensi)
e. Resiko
kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin,
Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta
previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis,
UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
Resiko Perilaku dan
Lingkungan
a. Nutrisi
buruk
b. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c. Penyalahgunaan
alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang
/ tidak mendapat perawatan prenatal
Faktor Resiko Potensial
a. Stres
b. Iritabilitas
uterus
c. Perestiwa
yang mencetuskan kontraksi uterus
d. Perubahan
serviks sebelum awitan persalinan
e. Ekspansi
volume plasma yang tidak adekuat
f.
Defisiensi progesterone
g. Infeksi
5. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai dengan
definisi WHO :
BATASAN
|
KRITERIA
|
KETERANGAN
|
Sangat prematur
|
- - Usia
kehamilan 24-30
minggu
- - BB bayi
1000-1500 g
|
- Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator
canggih
- Dampak
sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis
|
Prematur Sedang
|
- - Usia
kehamilan 31-36
minggu
- - BB bayi
1501-2000 g
|
- -
Dengan perawatan cangih masih
mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat |
Premuatur borderline
|
- - Usia kehamilan
36-38
minggu
- - Berat bayi
2001-2499 g
- - Lingkaran
kepala 33 cm
- - Lingkaran dada
30 cm
- - Panjang badan
sekitar
45cm |
- -
Masih sangat mungkin hidup tampa
dampak sisa yang berat
- -
Perhatikan kemungkinan :
§ *
Ganguan napas
§ *
Daya isap lemah
§ * Tidak
tahan terhadap hipotermia
§ *
Mudah terjadi infeksi
|
6. PATOFISIOLOGI
Persalinan
preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.
Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam
pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari
10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada
trimester I lebih dari 2 kali
Faktor
resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau
memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada
trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi
abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas
uterus.
Pasien
tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau
bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita
selekta, 2000 : 274)
7. DIAGNOSIS
PERSALINAN PREMATUR
Sering
terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak
jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman
proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman
persalinan preterm, yaitu:
a. Kontraksi
yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit
b. Adanya
nyeri pada punggung bawah (low back pain)
c. Perdarahan
bercak
d. Perasaan
menekan daerah serviks
e. Pemeriksaan
serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan
50-80%
f.
Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina
ischiadika
g. Selaput
ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
h. Terjadi
pada usia kehamilan 22-37 minggu
8. PENANGANAN
PERSALINAN PREMATURE
Prinsip penanganan
persalinan premature ada;ah :
a. Coba
hentikan kontraksi uterus / penundaan kelahiran
b. Persalinan
berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya .
c. Upaya
menghentikan kontrsksi uterus kemungkinan obat-obatan atau tokolitik hanya
berhasil sebentar, tapi penting untuk memberikan kortikosteroid,intervensi ini
bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang untuk lahir ( 37
minggu)
Penundaan kehamilan
dilakukan bila :
a. Umur
kehamilan 37 minggu
b. Pembukaan
serviks kurang dari 3 cm
c. Tidak
ada amnionitis, pre- eklamsi atau perdarahan yang aktif.
d. Tidak
ada gawat janin.
C.
POSTMATUR
1. Pengertian
Kehamilan
post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu,
dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari.
Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42
minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut
postmaturitas atau serotinus.
2. Etiologi
Etiologi
pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah
faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan
telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada
suatu keluarga tertentu.
3. Tanda-tanda bayi postmatur :
a) Biasanya
lebih berat dari bayi matur
b) Tulang
dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
c) Rambut
lanugo hilang atau sangat kurang
d) Verniks
kaseosa di badan kurang
e) Kuku-kuku
panjang
f) Rambut
kepala agak tebal
g) Kulit
agak pucat dengan desquamasi epitel
4. Pengaruh terhadap ibu dan janin
Terhadap ibu
Persalinan postmatur
dapat menyebabkan distosia karena
a)
Aksi uterus tidak terkoordinasi
b)
Janin besar
c)
Molase kepala kurang
d)
Maka sering dijumpai partus
lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.
Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
Terhadap janin
Jumlah
kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari
kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi,seperti;
Berat
badan janin dapat bertambah besar, tetap, da nada yang berkurang setelah
kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bias terjadi kematian janin dalam kandungan.
5. Penatalaksanaan
a) Setelah
usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
b) Apabila
tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
c) Lakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan atau rujuk.
D. DISMATUR
1. Pengertian
Dismatur
Dismaturitas
adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (BBLR sama
dengan bayi dismatur). ( Eny Retna Ambarwati, dkk, 2008, Hal. 28).
Berdasarkan pengertian
diatas maka BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Prematuritas Murni
Adalah masa gestasi yang
kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan kurang dari berat badan
semestinya untuk masa kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan, kecil untuk
masa kehamilan (NKB-KMK)
2) Dismaturitas
Adalah bayi baru lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,
dismatur dapat terjadi dalam preterm, posterm. Dismatur ini dapat juga neonatus
kurang bulan - sesuai masa kehamilan (NKB - SMK).
Neonatus cukup bulan - kecil
masa kehamilan (NCB - KMK)
Neonatus lebih bulan -
kecil masa kehamilan (NLB - KMK).
2. Diagnosis
Bayi Dismatur
Diagnosis Bayi Dismatur :
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada Anamnese sering dijumpai adanya riwayat
abortus, partus prematurus
dan lahir mati
dan lahir mati
2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya
kehamilan
3) Pergerakan janin yang pertama (quickening)
lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilan nya sudah agak
lanjut.
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak
sesuai menurut yang seharusnya.
5) Sering dijumpai kehamilan dengan
oligahidramnion atau bisa pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum dan
pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum.
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi
dengan retardasi pertumbuhan intra uterine secara klasik tampak
seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat.
seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat.
2) Bayi
dismatur yang lahir kurang berat badan
3) Bayi
small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
4) Bayi
dismatur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu
sangat peka terhadap pertumbuhan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran,
hipotermi dan sebagainya. (Varney, Helen, 2009 Buku Saku Bidan)
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Bayi Dismatur
Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya persalinan preterm (dismatur) atau BBLR yaitu:
a. Faktor Ibu
1) Gizi
saat hamil yang kurang
2) Umur
kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
3) Jarak
hamil dan bersalin terlalu dekat
4) Penyakit
menahun ibu : hipertensi, jantung,
5) Faktor
pekerjaan yang terlalu berat
b. Faktor Kehamilan
1) Hamil
dengan hidramnion
2) Hamil
ganda
3) Perdarahan
anterpartum
4) Komplikasi
hamil pre-eklamsia/eklamsi
c. Faktor Janin
1) Cacat
Bawaan
2) Infeksi
alam rahim
d. Faktor lingkungan :
1) Tempat
tinggal didataran tinggi
2) Radiasi
3) Zat
– zat racun
(Arief ZR, 2009 Hal 22-
23).
4.
Perawatan Bayi Dismatur
a. Pemberian
minum (Wiknjosastro H, 2007)
Pada bayi dismatur reflek isap, telan dan
batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan
terutama lipase masih kurang. Prinsip pemberian minum ialah early feeding yaitu
minum sesudah berumur 2jam untuk mencegah penurunan berat badan, hipglikemia,
dan hiperbilirubinemia. Pemberian minum
sesuai jumlah kebutuhan
b. Perlindungan
terhadap infeksi (Wiknjosastro H, 2007, hal. 783)
1) Pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine serta menemukan gangguan
pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi.
2) Memeriksa
kadar gula darah dengan dextrostik atau di laboratorium. Bila terbuka adanya
hipoglikemia harus segera diatasi.
3) Pemeriksaan hematokrit dan mengobati
hiperviskositasnya.
c. Perawatan
bayi dengan metode kanguru
Dengan mengenakan popok dan tutup kepala
pada bayi baru lahir kemudian, bayi diletakkan diantara payudara ibu dan
ditutup baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru. Posisi bayi tegak
ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring.
(Perinasia, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Depkes RI dan Health
Service Program – USAID, 2008).
E.
POSTDATE ( KEHAMILAN
LEWAT WAKTU )
1. Pengertian Postdate
Kehamilan post date adalah
kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia
kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle
atau dengan tinggi fundus uteri serial (Mansjoer, 2001)
Kehamilan post date atau
kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42 minggu.
(Hanifa, 2002)
Kematian janin didefinisikan
sebagai kematian intrauterine sebelum seluruh produk konsepsi manusia
dikeluarkan.Ini tidak diakibatkan oleh aborsi terapeutik atau elektif. Kematian
janin ini yang disebut kematian intrauterine dan mengakibatkan lahir mati.
(Bobak, 2004)
Kematian janin dalam kandungan
disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada
trimester pertama disebut keguguran atau abortus. IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan.
(Sarwono, 2005).
2. Etiologi
1). Faktor plasenta
a. Insufisiensi plasenta
b. Infark plasenta
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
2). Faktor ibu
a. Diabetes mellitus
b. Preeklampsi dan eklampsi
c. Nefritis kronis
d. Polihidramnion dan
oligohidramnion
e. Shipilis
f. Penyakit jantung
g. Hipertensi
h. Penyakit paru atau TBC
i. Inkompatability rhesus
j. AIDS
3). Faktor intrapartum
a. Perdarahan antepartum
b. Partus lama
c. Anastesi
d. Partus macet
e. Persalinan presipitatus
f. Persalinan sungsang
g. Obat-obatan
4). Faktor janin
a. Prematuritas
b. Postmaturitas
c. Kelainan bawaan
d. Perdarahan otak
5). Faktor tali pusat
a. Prolapsus tali pusat
b. Lilitan tali pusat
c. Vassa praevia
d. Tali pusat pendek
6). Tidak diketahui faktor
penyebabnya
3.
Faktor Resiko
a) Status sosial ekonomi rendah
b) Tingkat pendidikan ibu yang
rendah
c) Usia ibu >30 tahun atau
28 minggu (late fetaldeath)
d) Golongan IV : kematian yang
tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di
atas
atas
4. Patofisiologi
a. Rigor mostis (tegang mati)
Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali.
b. Stadium maserasi I Timbul
lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi
merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati.
c. Stadium maserasi II Lepuh-lepuh
pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, stadium ini berlangsung 48
jam setelah anak mati.
d. Stadium maserasi III Terjadi
kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas, hubungan antara
tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.
Kematian janin dapat terjadi
akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau akibat
infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
5.
Manifestasi Klinik
a. Anamnesis
1) Ibu tidak merasakan gerakan
jnin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat
2) Berkurang.
3) Ibu merasakan perutnya
bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilantidak seperti biasanya.
4) Ibu belakangan ini merasa
perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit
5) seperti mau melahirkan.
6) Penurunan berat badan.
7) Perubahan pada payudara atau
nafsu makan
b. Pemeriksaan Fisik
1.
Inspeksi
a) Penurunan atau terhentinya
peningkatan bobot berat badan ibu.
b) Terhentinya perubahan
payudara
2. Palpasi
a) Tinggi fundus uteri lebih
rendah dari usia kehamilan
b) Tidak teraba gerakan-
gerakan janin.
3) Dengan palpasi yang teliti
dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala
janin.
janin.
a) Auskultasi : Baik memakai
stetoskop monoral maupun dopler tidak terdengar
denyut jantung janin.
denyut jantung janin.
C. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
1. Reaksi biologis negative
setelah 10 hari janin mati.
2. hipofibrinogenemia setelah
4-5 minggu janin mati.
2) Pemeriksaan Radiologi
a.) USG
- Gerak anak tidak ada
- Denyut jantung anak tidak ada
- Tampak bekuan darah pada
ruang jantung janin
b.) X-Ray
1. Spalding’s sign (+) :
tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih,
pencairan otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
pencairan otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
2. Nanjouk’s sign (+) : tulang punggung janin
sangat melengkung.
3. Robert’s sign (+) : tampak gelembung-gelembung
gas pada pembuluh darah
besar. Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam.
besar. Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam.
4. Adanya akumulasi gas dalam jantung dan
pembuluh darah besar janin.
6.
Diagnosa Banding
Gejala dan Tanda yang Selalu
Ada Gejala dan Tanda yang Kadang- Kadang Ada Kemungkinan Diagnosis :
a. Gerakan janin berkurang atau
hilang,nyeri perut hilangtimbul atau menetap,perdarahan pervaginamsesudah hamil
22 minggu.
b. Gerakan Janin dan DJJ tidak
ada, perdarahan dan nyeri hebat.
c. Gerakan janin berkurang atau
hilang, DJJ abnormal (180x/menit).
d. Gerakan Janin/DJJ hilang
1) Syok, uterus tegang/kaku, gawat
janin atau DJJ tidak terdengar.
2) Syok, perut kembung/cairan
bebas intra abdominal, kontur uterus abnormal, abdomen nyeri, bagian-bagian
janin teraba, denyut nadi ibu cepat.
3) Cairan ketuban bercampur
mekoneum.
4) Tanda-tanda kehamilan berhenti.
Solutio Plasenta :
-
Ruptur
Uteri
-
Gawat
Janin
-
Kematian
janin
7.
Penatalaksanaan
a) Periksa Tanda Vital
b) Ambil darah untuk pemeriksaan
darah perifer, fungsi pembekuan darah, golongan
darah ABO dan Rhesus.
darah ABO dan Rhesus.
c) Jelaskan seluruh prosedur
pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab
kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.
akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab
kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.
d) Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya
pasien
selalu didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan
dapat lahir pervaginam.
selalu didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan
dapat lahir pervaginam.
e) Rencana persalinan pervaginam
dengan cara induksi maupun ekspektatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil.
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil.
f) Bila pilihan adalah pada
ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu,
yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .
yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .
g) Bila pilihan adalah manajemen
aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin
atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
h) Berikan kesempatan kepada ibu
dan keluarganya untuk melihat dan melakukan
berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
i) Pemeriksaan patologi plasenta
akan mengungkapkan adanya patologi plasenta
dan infeksi.(Sarwono, 2001)
dan infeksi.(Sarwono, 2001)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Premature
yaitu persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37 minggu dipertimbangkan sebagai persalinan prematur
dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati
program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk persalinan
premature dan upaya mengenali faktor risiko persalinan prematur telah
digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir.
Kehamilan
post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu,
dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari.
Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42
minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut
postmaturitas atau serotinus.
Kematian janin dalam kandungan
disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada
trimester pertama disebut keguguran atau abortus. IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan.
(Sarwono, 2005).
B.
Saran
1.
Bagi
Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali
selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada
janinnya.
2.
Bagi
petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak
3.
Bagi
teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan
profesional
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta.EGC
Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta. Arcan
Manuaba, I.B.G,
dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono.2003.IlmuKebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Soepardan,
Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
http://askebkpddanpersalinanpreterm.blogspot.com/
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/asuhan-kebidanan-patologi-persalinan-dengan-partus-prematurus/
makasih
ReplyDelete