~ Permata Ayu ~
Font

Tuesday 15 July 2014

Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Kista Ovarium


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengertian
         Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, peegaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus (Cunningham, 2005).

B.  Jenis-jenis
1.      Salpingitis akut
a.      Pengertian
Salpingitis adalah inflamasi pada tuba fallopi (Medikal Disabiliti Advisor). Saat terjadi inflamasi, sekresi berlebih beserta pus terkumpul dalam tuba. Infeksi biasanya berasal dari organisme asal vagina itu sendiri yang kemudian naik ke tuba (manuaba, 1999).

b.      Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gonococuc, disamping itu oleh staphylococ dan bakteri TBC
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
1)      Naik dari kavum uteri
2)      Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendik yang meradang, Haematogen terutama salpingitis tuberkulosa (Cunningham, 2005).

c.       Gejala-gejala
1)      Demam tinggi dan menggigil pasien sakit keras
2)      Nyeri perut dibagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
3)      Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan peritoneum
4)      VT: nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri uterus kiri dan kanan, kadang-kadanga ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tidak dapat  diraba (Mochtar, 1998).


d.      Patofisiologi
Infeksi dapat menyebar ke bagian lain lewat kelenjar limfe. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah. Pada salah satu dari dua kasus tubo-ovarium yang menjadi komplikasi dalam pertengahan kehamilan dan dirawat di RS dilakukan histerektomi di samping salpingo-ooforektomi bilateral. Pasien yang menderita salpingitis periodik akan timbul kerusakan tuba yang irreversible sehingga menyebabkan hidrosalping, piosalping atau abses tubo ovarium. Waktu yang terbaik untuk pembedahan adalah saat proses inflamasi menghilang secara maksimal diantara rekurensi. Pasien dapat disembuhkan setelah menjalani proses kesembuhan pasca bedah yang sangat rumit. Walaupun terjadi perlekatan yang luas dalam rongga panggul akibat infeksi pelvis sebelumnya, pasien biasanya tidak mengalami efek yang berarti selama kehamilannya (Cunningham, 2005).

      2. Adnexitis
a.      Pengertian
Adnexitis adalah infeksi / radang pada adneksa rahim. Adneksa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan ovarium alias indung telur, tempat dimana sel telur diproduksi. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut adnexitis adalah PID (Pelvic Inflammatory Disease), salpingitis parametritis atau salpingo-oophoritis (Sweet, 2000).

b.      Etiologi
Peradangan pada adneksa rahim hamper 90 persen disebabkan oleh infeksi beberapa organisme, biasanya adalah Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Organisme ini naik ke rahim, tuba fallopi, atau ovarium sebagai akibat dari hubungan seksual, melahirkan, masa nifas, pemasangan IUD (alat KB), aborsi, kerokan, laparatomi dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terkena adnexitis antara lain:
1)      Melakukan aktifitas seks tanpa menggunakan kondom
2)      Ganti-ganti pasangan seks
3)      Pasangan seksnya menderita infeksi Chlamidia ataupun gonorrhea (kencing nanah)
4)      Sebelumnya sudah pernah terkena pelvic inflammatory disease
5)      Dengan demikian penyakit ini termasuk penyakit yang ditularkan melalui aktifitas seksual. Meskipun tidak tertutup kemungkinan penderitanya terinfeksi lewat cara lain (Cunningham, 2005).

c.       Gejala-gejala
1)      Anamnesis telah menderita adnexitis akut
2)      Nyeri di perut bagian bawah
3)      Dismenorhoe
4)      Menorrhagi
5)      Infertilitas (Prawirohardjo, 1999)

d.      Patofisiologi dari penyakit Adnexitis
Organisme Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis naik ke rahim, tuba fallopi, atau ovarium sebagai akibat dari hubungan seksual, melahirkan, masa nifas, pemasangan IUD (alat KB), aborsi, laparatomi dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks. Sehingga menyebabkan infeksi atau radang pada adneksa rahim. Adneksa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan ovarium alias indung telur, tempat dimana sel telur diproduksi (Cunningham, 2005).

e.       Diagnosa  
 Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa (Cunningham, 2005).

f.       Terapi :
1)      Antibiotika dan istirahat
2)      UKG
3)      Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif (Cunningham, 2005).

3. Tumor Ovarium
a.      Pengertian
Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besarTumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik (Sarwono, 2005).
Tumor ovarium adalah pertimbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel otot polos. kista ovarium  merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pad indung  telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Sarwono, 2005)

b.      Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium :
1)      Faktor genetik
2)      Wanita yan menderita kangker payudara
3)      Riwayat kanker kolon
4)      Gangguan hormonal
5)      Diet tinggi lemak 
6)      Merokok
7)      Minum alkohol
8)      Sosial ekonomi yang rendah (Saifuddin, 2002)

c.       Gejala
Letak tumor  yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan primer diikutioleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
1)      Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
2)      Makan sedikit terasa cepat kenyang
3)      Sering kembung
4)      Nyeri sanggama
5)      Nafsu makan menurun
6)      Rasa penuh pada perut bagian bawah
7)      Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dna juga tekanan pada dubur
8)      Gangguan menstruasi (Cunningham, 2005).

d.      Manajemen
Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki neoplasma (Cunningham, 2005).
4. Tumor jinak
a.      Pengertian tumor jinak
Tumor  jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumar ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan (Sarwono, 2005)

b.      Etiologi
1)      Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum di temukan secara pasti, tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat herediter mengidap tumor presentasinya lebih tinggi daripada yang tidak mempunyai riwayat tumor.
2)      Mengenai terjadinya kista ada 2 teori, disebabkan oleh karena perkembangan folikel yang tidak sempurna pada akhir stadium glastomer. Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang tidak di buahi dalam ovarium (Manuaba,1999)



c.       Patofisiologis
Kista ini terjadi karena kegagalan proses ovulasi dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Pada beberapa keadaan, kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara artificial dimana gonadrotropin diberikan secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi. Kista ini tidak menimbulkan gejala yang spesipik. Jarang menimbulkan rasa sakit, ruftur atau perdarahan. Ada yang menghubungkan dengan siklus menstruasi (Wiknjosastro, 2002)

d.      Tanda dan gejala
Gejala akibat tumor ovarium dapat di jabarkan sebagai berikut :
1)      Gejala akibat pertumbuhan
a)      Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
b)      Mengganggu BAK atau defekasi
c)      Tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tungkai bawah.
2)      Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon wanita, sehingga bila menjadi tumor menimbulkan gangguan siklus menstruasi. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor yaitu, terjadi perdarahan, menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen (Cunningham, 2005).

e.       Gambaran klinis
Penemuan kista folikel dapat dilakukan melalui pemeriksaan USG transvaginal. Diagnosis banding kista folikel adalah salpingitis, endometriosis, kista lutein dan kista neoplastik lainnya (Sarwono, 2005).

f.       Penatalaksanaan
Tatalaksana kista folikel dapat dilakukan dengan melakukan peralatan laparaskopi. Pastikan dulu bahwa kista yang akan dilakukan fungsi adalah kista folikel karena bila terjadi kesalahan identifikasi dan kemudian kista tersebut tergolong neoplastik ganas, maka cairan tumor invasif akan menyebar didalam rongga peritoneum (Sarwono, 2005).


5. Kista Ovarium
a.      Pengertian kista ovarium
Kista ovarium adalah bentuk atau jenis yang paling sering terjadi pada ovarium yang mempunyai struktur dinding yang tipis, mengandung cairan serosa dan sering terjadi selama masa menopouse (Sarwono, 2005).
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel- sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sabasae kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit (Cunningham, 2005).
Kista  adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam- macam. Kista yang berada di dalam maupun permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium (Sweet, 2000).

b.      Klasifikasi
Pembagian kista ovarium berdasarkan non neoplastik dan neoplastik yaitu :
1)      Non neoplastik
a)      Kista folikel
b)      Kista korpus luteum
c)      Kista teka lutein
d)     Kista inklusi germinal
e)      Kista endometrium
f)       Kista stein-levental
2)      Neoplastik
a)      Kista ovari simpleks
b)      Kista denoma ovari musinosum
c)      Kista denoma ovari serosum
d)     Kista endometrioid
e)      Kista dermoid (Manuaba, 1999)

Pembagian kista ovarium berdasarkan lokasi :
1)      Kista bebas (penduculata)
a)      Gerakan bebas
b)      Batas jelas
2)      Kista intraligamentair
a)      Letaknya diantara 2 ligamentum
b)      Gerakan terbatas
c)      Tampak pembuluh darah yang bersilang satu sama lain
3)      Kista pseudo intraligamentair
a)      Letaknya diluar ligamentum
b)      Gerakannya terbatas, karena perlekatan (infeksi, metafase)
c)      Gambaran pembuluh darah bebas (Manuaba, 1999)

c.       Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya  diketahui, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan bahwa penyebab terentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista didalam ovarium (Cunningham, 2005).
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol (Cunningham, 2005).
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista ini disebut dengan kista dermoid (Sarwono, 2005)

d.      Penatalaksanaan
Pengobatan kista ovarium biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah bila ukurannyakurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan/ fisiologis pada pasien muda yang sehat. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista (Wiknjosastro, 2002).
Sekitar 80% lesi yang pada wanita berusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak, setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak. Perawatan paska operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedah abdomen dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan guruta abdomen yang ketat (Sweet, 2000).

e.       Pemeriksaan penunjang
1)      Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kemih. Apakah tumor kistik atau solid dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
2)      Laparaskopi
Dengan laparaskopi, alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil dibawah pusar untuk melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontohan untuk biopsy.
3)      Foto rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor (Cunningham, 2005).

      6. Dismenore
a.      Pengertian
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.
Dismenore terdiri atas 2 tipe yang berbeda yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer adalah nyeri pada daerah pelvis (panggul) yang terjadi selama haid akibat prostaglandin yang dihasilkan secara alamiah. Seringkali terdapat pada usia remaja yang baru mulai mengalami siklus haid. Pada banyak kasus, umumnya nyeri haid akan berkurang dengan bertambahnya usia. Selain itu nyeri haid juga dapat berkurang pada wanita yang telah melahirkan anak. Namun pada beberapa wanita nyeri yang terjadi dapat berlangsung terus dan menetap selama periode haidnya.
Sementara dismenore sekunder adalah nyeri yang terjadi diluar siklus haid dan bukan akibat prostaglandin alamiah. Terjadinya biasanya pada usia yang lebih lanjut dibandingkan dengan dismenore primer dan nyeri pada tipe ini seringkali berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kram normal pada umumnya. Sebagai contoh, nyeri pada dismenore sekunder dapat timbul jauh sebelum periode haid dimulai, nyeri dapat bertambah hebat selama periode haid dan tidak menghilang setelah periode haid berakhir (Sarwono, 2005).

b.      Penyebab
Selama periode haid, uterus (rahim) mengalami kontraksi. Kadangkala pada saat uterus berkontraksi, penderita merasakan nyeri kram. Otot-otot pada uterus akan berkontraksi pada saat prostaglandin dihasilkan. Prostaglandin adalah zat kimia yang dihasilkan oleh dinding uterus. Sesaat sebelum terjadinya haid, kadar prostaglandin akan meningkat dan pada saat awal terjadinya haid, prostaglandin berada dalam kadar yang tinggi. Pada saat mulai terjadi haid maka kadar prostaglandin kemudian akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan nyeri haid cenderung dirasakan berkurang setelah beberapa hari pertama terjadi haid (Sweet, 2000).
Dua penyebab paling umum dari dismenore sekunder adalah endometriosis dan fibroid. Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan dinding uterus terdapat di luar uterus, misalnya di ovarium atau tuba falopi. Jaringan tersebut akan memberikan respon terhadap adanya perubahan hormonal setiap bulannya sehingga dapat luruh dan juga menyebabkan terjadinya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri, terutama sesaat sebelum, selama, dan setelah periode haid. Sementara fibroid adalah suatu tumor jaringan otot atau pertumbuhan jaringan yang terjadi di luar, di dalam, atau pada dinding uterus. Tumor jenis ini bukanlah kanker, namun dapat menyebabkan nyeri dan terjadinya perdarahan haid yang banyak (Cunningham, 2005).
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD. (Sarwono Prawirohardjo,2010.Ilmu Kebidanan Dan Kandungan.PenerbiT ECG) (Cunningham, 2005).

c.       Faktor Risiko
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Sedangkan dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah:
1)      Rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)
2)      Kurang berolahraga
3)      Stres psikis atau stres social (Prawirohadjo, 1999).

d.      Gejala dan Tanda
Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada (Cunningham, 2005).
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah (Sweet, 2000).

e.       Penatalaksanaan
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi (Sarwono, 2005).
Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
1)      Berolahraga, olahraga beberapa kali seminggu dapat membuat penderita merasa lebih baik. Olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan, jogging, bersepeda, atau berenang, yang membantu dihasilkannya zat-zat kimia yang dapat menghambat nyeri.
2)      Pemanasan, mandi dengan air hangat atau memanaskan daerah perut dengan botol atau kantung berisi air hangat dapat mengurangi rasa nyeri.
3)      Tidur yang cukup sebelum dan selama periode haid dapat membantu penderita untuk lebih mampu menanggulangi rasa tidak nyaman.
4)      Hubungan seksual, orgasme dapat meredakan kram yang terjadi pada beberapa wanita.
5)      Relaksasi, dapat berupa meditasi atau latihan yoga karena teknik-teknik yang digunakan dalam relaksasi dapat membantu penderita lebih mampu mengatasi rasa nyeri (Cunningham, 2005).

      7. Menorrhagia
a.      Pengertian
Menorrhagia adalah istilah untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan yaitu kehilangan lebih dari 80ml selama periode menstruasi. Studi populasi menunjukkan bahwa kehilangan darah menstruasi yang normal adalah 30-40 ml (Sweet, 2000)

b.      Gejala
Tanda dan gejala menorrhagia antara lain:
1)      Aliran darah menstruasi membasahi  satu atau lebih pembalut setiap jam untuk beberapa jam secara berturut-turut.
2)      Membutuhkan pembalut yang berlapis untuk mengontrol aliran darah yang keluar.
3)      Perlu mengganti pembalut secara sering pada saat malam hari.
4)      Periode menstruasi berhenti dalam waktu lebih dari tujuh hari.
5)      Terdapat gumpalan darah.
6)      Mempengaruhi aktifitas rutin sehari-hari.
7)      Kelelahan, lemah atau napas pendek (gejala anemia) (Cunningham, 2005).

c.       Penyebab Menorrhagia
Penyebab Menorrhagia dapat diuraikan sebagai (1-4):
1)      Dalam kebanyakan kasus (40-60%) penyebab Menorrhagia tidak diketahui. Ini disebut perdarahan disfungsional dan mempengaruhi empat sampai enam dari sepuluh kasus.
2)      Endometriosis adalah penyebab lain untuk perdarahan berat.
3)      Infeksi dari pelvis. Infeksi chlamydial dapat menyebabkan Menorrhagia.
4)      Kondisi medis seperti pendarahan atau pembekuan gangguan darah dapat menyebabkan Menorrhagia. Pada pasien tersebut ada kekurangan enzim dan agen yang menyebabkan darah menggumpal setelah pendarahan episode atau luka atau cedera. Hal ini menyebabkan pendarahan yang berlebihan. Pendarahan gangguan adalah penyebab umum Menorrhagia.
5)      Medis gangguan jantung, ginjal, hati atau tiroid juga dapat menyebabkan Menorrhagia.
6)      Gangguan hormon dapat juga menyebabkan perdarahan berat. Perempuan yang tidak berovulasi secara teratur (misalnya mereka yang menderita dari polikistik Ovarium syndrome) dan orang-orang dengan tiroid kurang aktif mungkin menderita dari Menorrhagia.
7)      Penyebab umum perdarahan haid berat adalah pertumbuhan jaringan dalam rahim. Ini biasanya non-kanker atau jinak.
8)      Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi intra-Uterin (IUCD yang terlupakan, atau kumparan) mungkin mengeluh Menorrhagia. Perangkat baru yang juga melepaskan hormon yang disebut sistem intra-Uterin (IUS) namun dapat membantu mengobati berat priod.
9)      Beberapa obat dapat menyebabkan perdarahan berat. Ini termasuk Warfarin, Aspirin dan kanker obat kemoterapi. Obat-obatan dua mengakibatkan kekurangan dalam mekanisme pembekuan darah dan menyebabkan perdarahan haid berat (Cunningham, 2005).

d.      Perawatan
1)      Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)
Perempuan dengan Menorrhagia terutama dengan kram manfaat dari obat-obatan anti-inflamasi Non-Steroid (NSAID) atau obat penghilang rasa sakit.
2)      Melepaskan hormon intrauterine perangkat (Intra-Uterine IUDs)
Kebanyakan wanita mendapat manfaat dengan melepaskan hormon intrauterine perangkat (Intra-Uterine IUDs).
Sistem intra-Uterin levonorgestrel (LNG-IUS) merupakan salah satu perangkat tersebut. Perangkat ini dimasukkan ke dalam rahim dan akan disimpan di dalam untuk hampir lima tahun.
Efek samping dari LNG IUS yang tidak teratur pendarahan selama enam bulan atau lebih, payudara kelembutan, kecenderungan untuk jerawat, sakit kepala dan tidak ada periode pada semua dll.
LNG IUS mengurangi kehilangan darah 71-96% di sebagian besar wanita dan pengobatan pilihan pertama untuk perempuan dengan Menorrhagia.
3)      Pil kontrasepsi oral
Beberapa wanita mungkin perlu pil kontrasepsi oral. Ini berisi estrogen dan progesteron.
Komponen progesteron terutama membantu mengurangi pendarahan. Pada wanita dengan gangguan hormon seperti ovarium polikistik atau dengan kurangnya pelepasan telur dari indung telur (anovulatory siklus) OCP mungkin dapat bermanfaat.
4)      Asam Tranexamic
Tranexamic asam dapat digunakan pada wanita dengan berat perdarahan haid. Hal ini memungkinkan pembekuan darah dan mengurangi kecenderungan pendarahan. Efek sementara dan kurang dari IUD melepaskan hormon.
5)      Gonadotropin - dilepaskan hormon agonists
Gonadotropin - dilepaskan hormon agonists digunakan secara jangka pendek untuk mengurangi aliran darah. Mereka menghambat pituitari (kelenjar kecil di otak) rilis FSH dan LH. Ini menekan indung telur.
6)      Operasi
Operasi fibroid (myoma) dan polip rahim mungkin menyarankan agar pendarahan yang berlebihan. Penghapusan myoma disebut Miomektomi.
Beberapa wanita dapat menjalani operasi untuk penghapusan endometrium atau lapisan Rahim (Cunningham, 2005).




TINJAUAN KASUS

Manajemen Varney  Pada Ny. M Dengan Kista Ovarium
I. PENGKAJIAN
A.      IDENTITAS


Nama                    : Ny. M                                    Nama suami                : Tn. S
Umur                    : 45 tahun                                Umur                           : 49  tahun
Suku/ bangsa        : Aceh/ indonesia                    Suku/ bangsa               : Aceh/indonesia
Agama                  : Islam                                                 Agama                         : Islam
Pendidikan           : SD                                         Pendidikan                  : SMP
Pekerjaan              : IRT                                        Pekerjaan                     : Nelayan
Alamat rumah      : Keutapang                             Alamat rumah             : Keutapang
Telp                      : -                                             Telp                             : -
Alamat kantor      : -                                            Alamat kantor             : -
Telp                      : -                                            Telp                             : -



B.       DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal                    : 27 November 2013               Pukul    : 13.30 WIB
1.         Alasan berkunjung    : ingin memeriksakan kesehatan
2.         Keluhan Utama         : nyeri perut pada bagian bawah, perut terasa penuh, nyeri saat berhubungan
3.         Riwayat menstruasi  :
Menarche                  : umur 13 tahun
Siklus                        : 26 hari
Banyaknya                : 3 x ganti duk
Dismenerhoe             : Ada
Teratur/ tidak            : tidak  teratur
Lamanya                   : 7-8 hari
4.         Pola Kesehatan         :
a.         Pola Makan                    :
Diet/ makan                   : 3 x sehari
Komposisi makan          : nasi, sayur- sayuran, lauk pauk, buah

b.        Pola Eliminasi                :
BAB                              : 1 x sehari
BAK                              : 5 x dalam sehari
c.         Kebersihan Vagina        :
Ganti pakaian dalam      : 3 x/ hari
Keputihan                      : tidak
Iritasi Vagina                 : tidak
Keluar cairan                  : encer
Pemakaian obat cebok   : tidak ada
d.        Pemakaian obat-obatan hormonal : tidak ada
e.         Kebersihan Payudara     :
Pemeriksaan Sadari        : tidak dilakukan
Jadwal Sadari                : tidak dilakukan
Informasi diperoleh dari :

 Bidan         Dokter              Dll

f.         imunisasi catin               : tidak
g.        aktifitas sehari- hari       : Sedang
h.        Pola istirahat dan tidur  :
Malam                            : 8 jam
Siang                              : 2 jam
i.          Pola Seksual                   :
Frekuensi                       : 4 x/ seminggu
Kelainan seksual            : tidak ada
Di inginkan                    : ya
Keluhan yang dirasakan           
1)        Pengeluaran darah              : tidak ada
2)        Nyeri saat berhubungan      : ada
3)        Rasa sakit yang dirasakan   : ada
j.          kontrasepsi yang pernah digunakan
Pil                       : ada
Suntik                : ada
IUD/ AKDR      : -
AKBK               : -
Kondom             : -
Vasektomi          : -
Tubektomi          : -
Lain- lain            : -
k.        Riwayat kehamilan        : Normal
l.          Riwayat persalinan        : Normal

m.      Riwayat Nifas                :
Pernah menyusui                        : Ya
Teratur                                       : Ya
Berapa kali                                 : tidak teratur 
Rasa nyeri saat menyusui           : ada
Pengeluaran ASI                        : lancar
n.        Riwayat Abortus                       : tidak ada

5.         Riwayat Obstetri      :
a.         Infeksi radang panggul              : tidak ada
b.         HIV/ AIDS                                : tidak ada
c.         Infeksi Genetalia                       :
Vivitis                                        : tidak ada
Vaginatis                                    : tidak ada
Servisitis                                    : tidak ada
Endometriti                                : tidak ada
d.        Infeksi saluran reproduksi         :
Gonorhoe                                   : tidak ada
Sifilis                                          : tidak ada
Trikomoniasis                             : tidak ada
Klaminidia                                 : tidak ada
Ulkus Mole                                : tidak ada
e.         Gangguan menstruasi                :
Hipermenore                              : tidak ada
Hipomenore                               : tidak ada
Polimenore                                 : ada
Aligomenore                              : tidak ada
Amenore                                    : ada
Lain- lain                                    : tidak ada
f.         Kanker Reproduksi                    :
Kanker Payudara                       : tidak ada
Kanker Rahim                            : tidak ada

6.         Penyakit Keluarga    :
Infertilitas                                         : tidak ada
Hipertensi                                         : tidak ada
DM                                                   : tidak ada
Jantung                                             : tidak ada
Lain- lain                                           : tidak ada

7.         Riwayat sosial           :
a.         Status perkawinan        
Kawin                                        : 1 kali
Umur                                          : 20 tahun  
Dengan suami umur                   : 25 tahun
Lamanya                                    : 25 tahun  
Anak                                          : 4 orang
b.        KDRT                                        : tidak ada
c.         Diskriminasi dalam keluarga      : tidak ada

8.         Perilaku Kesehatan   :
Gangguan Alkohol/ Sejenisnya        : tidak ada
Obat-obatan / jamu                           : tidak ada
Merokok / makan sirih                      : tidak ada

9.         Pola Pergaulan Remaja         :
a.         Tempat hiburan yang biasa dikunjungi  :
Diskotik                                     : tidak ada
Party                                          : tidak ada
Pailai                                          : tidak ada
Lain- lain                                    : tidak ada
b.        Berapa kali                                 : -
c.         Aktivitas Spiritual                      :
Pengajian                                   : tidak
Remaja mesjid                           : tidak
Lain- lain                                    : tidak ada

C.       DATA OBJEKTIF
1.         Keadaan umum         : Baik
Keadaan emosional   : Stabil

2.         Tanda vital                :
Tekanan Darah          : 120/80 mmHg
Denyut Nadi                         : 84 x/ menit
Pernafasan                : 23 x/ menit
Suhu tubuh               : 37 °C
TB                             : 154 cm
BB                            : 51 Kg

3.         Pemeriksaan Genetalia          :
Vulva dan Vagina                 :
Luka                            : tidak ada
Kemerahan                  : tidak ada
Nyeri                           : ada
Gatal- gatal                 : tidak ada
Instansi                        : tidak ada
Lain- lain                     : tidak ada
Keluarnya cairan                   : keputihan, berbau
Perineum                               :
Bekas luka                   : tidak ada
Luka parut                   : tidak ada
Kelainan perineum      : tidak ada
4.         Uji Diagnostik                      :
a.         Pemeriksaan laboratorium          : Ada
Haemoglobin                             : 12,6 gr%
Haemotokrit                               : -
Golongan darah                         : B
Rheusus                                                 : -
Pemeriksaan urine                      : -
Protein                                       : -
Albumin                                     : -

5.      Palpasi abdomen        : uterus terdapat benjolan pada perut bagian bawah sebelah   kanan


II. INTERPRETASI DATA
a.       Diagnosa         : Ny.M, umur 45 tahun dengan kista ovarium
b.      Masalah
1.      Nyeri perut bagian bawah
2.      Abdomen terasa penuh
3.      Nyeri saat sanggama
4.      Menstruasi tidak teratur

c.       Kebutuhan
1.      Dukungan emosional
2.      Beri penyuluhan kesehatan
3.      Kolaborasi dengan dokter obgyn
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadinya adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLOBORASI
Koloborasi : Pemeriksaan penunjang lain untuk menegakkan diagnosa secara patolog anatomis, pengobatan serta penatalaksanaan lebih lanjut dengan dokter spesialis Obgyn
V. RENCANA TINDAKAN
1.         beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya
2.         berikan dukungan emosional kepada ibu
R/ ibu mendapat dukungan
3.         anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri
R/ ibu segera melaksanakan
4.         anjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam sesering mungkin
R/ ibu segera melaksakan
5.         anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ± 8 jam / hari
R/ ibu mengerti dan melaksakannya
6.         anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti : ikan, telur, tahu, tempe dan sayuran berwarna hijau
R/ ibu mengerti dan melaksanakannya
7.         anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung lemak
R/ ibu mengerti dan melaksanakannya
8.         anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau makanan siap saji
R/ ibu mengerti dan melaksanakannya
9.         anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung zat pewarna
R/ibu mengerti dan melaksakannya
10.     anjurkan ibu untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan
R/ ibu segera melaksanakannya

VI. IMPLEMENTASI/TINDAKAN
1.         Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
2.         Memberikan dukungan emosional kepada ibu
3.         Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri
4.         Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam sesering mungkin
5.         Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ± 8 jam / hari
6.         Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti : ikan, telur, tahu, tempe dan sayuran berwarna hijau
7.         Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung lemak
8.         Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau makanan siap saji
9.         Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung zat pewarna
10.     Menganjurkan ibu untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan
VII. EVALUASI
 Tanggal   : 27 November 2013
 Pukul       : 13.30 WIB
1.      Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan
2.      Ibu dapat mengulang kembali penjelasan






Asuhan Kebidanan Pada Ny. M Dengan Kista Ovarium


S          : Ny. M berusia 45 tahun datang ke BPM ingin memeriksakan kesehatannya. Ibu mengatakan perut terasa penuh dan nyeri dibagian bawah. Ibu juga mengeluh nyeri saat berhubungan. Menstruasi ibu tidak teratur.

O         : Pemeriksaan Umum
1.         Keadaan umum                : Baik
Keadaan emosional          : Stabil
TB                                    : 154 cm
BB                                    : 51 Kg

2.         Tanda vital                       :
Tekanan Darah                 : 120/80 mmHg
Denyut Nadi                    : 84 x/ menit
Pernafasan                        : 23 x/ menit
Suhu tubuh                       : 37 °C
        
Pemeriksaan Khusus
1.         Inspeksi    :
a.         Kepala           :
Rambut         : Hitam,bersih,tidak rontok,tidak berketombe
Mata              : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning
Muka             : Tidak ada oedema
Mulut            : Tidak ada stomatitis
Gigi               : Tidak ada caries

b.        Leher             : Tidak ada pembesaran kalenjer tyroid dan limfe

c.         Dada :
Mammae       : Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol
Aerola           : hiperpigmentasi.
Benjolan        : Tidak ada
Rasa nyeri     : Tidak ada

d.        Punggung dan pinggang       : Lordosis

e.         Abdomen      :
Inspeksi          : Tidak ada bekas luka operasi pada dinding uterus, striae tidak ada
Palpasi           : Teraba benjolan pada perut bagian bawah sebelah kanan
f.         Pemeriksaan Genetalia          :
Vulva dan Vagina     :
Luka              : tidak ada
Kemerahan    : ada
Nyeri              : ada
Gatal- gatal    : tidak ada
Instansi          : tidak ada
Lain- lain       : tidak ada
Keluarnya cairan       : keputihan, berbau
Perineum                   :
Bekas luka                 : tidak ada
Luka parut                 : tidak ada
Kelainan perineum     : tidak ada

Uji Diagnostik            
1.         Pemeriksaan laboratorium            : Ada
Haemoglobin                                : 12,6 gr%
Haemotokrit                                 : -
Golongan darah                           : B
Rheusus                                        : -
Pemeriksaan urine                        : -
Protein                                          : -
Albumin                                       : -


A         : Ny.M usia 45 tahun dengan kista ovarium.
  K/u ibu baik


P          :
1.         Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
2.         Memberi dukungan emosional kepada ibu
3.         Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri
4.         Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam sesering mungkin
5.         Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ± 8 jam / hari
6.         Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti : ikan, telur, tahu, tempe dan sayuran berwarna hijau
7.         Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung lemak
8.         Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau makanan siap saji
9.         Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang mengandung zat pewarna .
10.     Menganjurkan ibu untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan
11.     Ibu mengerti dan mau melakukan kontrol ulang ke dokter spesialis kandungan



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.                  Dari data subjektif ibu M berusia 45 tahun datang ke BPM ingin memeriksakan kesehatannya. Ibu mengatakan perut terasa penuh dan nyeri dibagian bawah. Ibu juga mengeluh nyeri saat berhubungan. Menstruasi ibu tidak teratur.
2.                  Dari data objektif keadaan umum ibu baik, TD : 120/80mHg, N : 84 x/m, RR : 23 x/m, T : 37°C, pada hasil palpasi teraba benjolan pada perut, pada pemeriksaan vagina terdapat kemerahan, keluarnya cairan keputihan dan berbau. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil HB ; 12,6 gr%, haematokrit : 35,6, dan golongan darah : B.
3.                  Dari assasment ibu M usia 45 tahun dengan kista ovarium, dan keadaan umum ibu baik
4.                  Dari planning didapatkan bahwa ibu harus menghindari makanan yang mengandung lemak, berpengawet, mengandung zat warna, dan memperbanyak makan-makanan bergizi seperti sayuran, buahan, ikan, telur, tahu, tempe.

B.     Saran
Agar mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai kelainan ovarium, dan dapat menerapkan asuhan kebidanan patologi








DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gray, F Norman, Levenu, Kenneth, et all : obstetri williams Edisi 21, 2005 Jakarta ; EGC
Manuaba Ida Bagus Gde. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. Arcan
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta ; EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 1999, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta ; YBP
Saifuddin, 20202, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta ; YBP
Sweet, Betty R, 2000, Mayer’s Midwifery A Textbook For Midwifes. London. Bailliere Tindall