BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan yang
diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong
menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat
2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah terjadinya resiko penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta
berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat
mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan
yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar
secara merata dindonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomis.
Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara.
Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia memang belum
memuaskan.Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan
kehendak dari seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka menghadapi makin
ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia harus dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat menentukan. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang
keberhasilan program pendidikan, tetapi juga mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan penduduk.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan
kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta
dan masayarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh
kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh interaksi
yang dinamis dari berbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang baru harus
dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma pembangunan
kesehatan yang lama menjadi Paradigma Sehat.
Penyusunan rencana pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat 2015 ini adalah manifestasi konkrit dari kehendak untuk
melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan dan paradigma sehat tersebut.Diharapkan
dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat serta meningkatnya
kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui tentang Pokok-Pokok Pembangunan Indonesia Sehat 2015
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui
strategi dalam pembangunan Indonesia sehat 2015
b. Untuk mengetahui
program pembangunan kesehatan
c. Untuk mengetahui
rencana pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia sehat 2015
d. Untuk mengetahui
indikator keberhasilan pembangunan kesehatan atau KIA
C.
Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan
tentang Pokok-Pokok Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2015
2.
Bagi Dosen
Sebagai bahan
pengkajian terhadap mahasiswa sejauh mana pengetahuan mereka tentang Pokok-Pokok
Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2015
3.
Bagi Instusi Pendidikan
Sebagai bahan
tambahan untuk koleksi diperpustakaan.
4.
Bagi Masyarakat
Menambah
wawasan sehingga masyarakat mengetahui Pokok-Pokok Pembangunan Kesehatan
Indonesia Sehat 2015
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Strategi
Mengacu kepada visi dan misi yang telah
ditetapkan, selanjutnya telah pula dirumuskan strategi baru pembangunan
kesehatan. Strategi baru itu adalah pembangunan nasional yang berwawasan
kesehatan, profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM),
dan desentralisasi.
Penenapan keempat elemen sebagai pilar dari
strategi pembangunan kesehatan bukan berarti bahwa program-program lain tidak
harus dilaksanakan. Semua program kesehatan yang telah berjalan dengan baik
harus tetap diselenggarakan walaupun keempat pilar harus dianggap sebagai
prioritas. Untuk setiap strategi telah pula dirumuskan faktor-faktor kritis
keberhasilannya sebagai berikut :
1.
Pembangunan Nasional Berwawasan
Kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang
sedang dan atau akan diselenggarakan harus berwawasan kesehatan,
setidak-tidaknya harus memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan
lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat
mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya
promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif.
Faktor-faktor kritis yang menentukan
keberhasilan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan meliputi:
a. Wawasan Kesehatan
sebagai Azaz Pembangunan Nasional
b. Paradigma Sehatan
sebagai Komitmen Gerakan Nasional
c. Mendorong
Promotif dan Preventif
d. Dukungan
SumberdayaBerkesinambungan
e. Sosialisasi
internal dan eksternal
f.
Restrukturisasi dan Revitalisasi
Infrastruktur.
2.
Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu
didukung oleh penerapan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar
kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi, akreditasi dan
legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya. Profesionalisme terdiri
dari:
a. Pemantapan
Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Pemantapan Iptek,
Imtaq serta Etika Profesi
c. Penciptaan
Aliansi Strategis IS 2015
3.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam
hidup sehat perlu digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk
dalam pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan
kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
meliputi:
a. Pencanaan JPKM
bersamaan gerakan Paradigma Sehat
b. Dukungan
Peraturan Perundang-Undangan
c. Sosialisasi
nternal dan eksternal
d. Memberi keleluasaan
pengelolaan secara bertanggung jawab
4.
Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan,
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan
potensi spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar
didelegasikan kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan. rumah
tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan. Syaratnya adalah:
a.
Keseimbangan sinergi azaz desentralisasi,
dekonsentrasi dan perbantuan
b.
Penegasan peringkat dan kewenangan
c.
Kejelasan pedoman pengelolaan disertai
indikator kota/kab sehat
d.
Pemberdayaan kemampuan untuk menerapkan
desentralisasi
e.
Sistem dan Kebijakan SDM yang mendukung
f.
Infrastruktur Lintas Sektor yang mendukung
g.
Mekanisme Pengendalian Andal
B.
Program Pembangunan Kesehatan
Program-program pembangunan kesehatan
dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara
terpadu dengan pembangunan sektor lain yang terkait dengan dukungan masyarakat,
sebagai berikut :
1.
Program Pokok Kesehatan
a.
Pokok-pokok program pembangunan kesehatan,
adalah:
1)
Pokok Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan
Masyarakat
2)
Program Peningkatan Perilaku Sehat
3)
Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
4)
Program Pencegahan Kecelakaan
5)
Program Pembinaan Kesehatan Jiwa Masyarakat
6)
Program Kesehatan Olah Raga dan Kebugaran
Jasmani
b.
Pokok Program Lingkunan Sehat, yaitu:
1)
Program Wilayah/Kawasan Sehat
2)
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3)
Program Higiene dan Sanitasi Tempat-Tempat
Umum
4)
Program Pemukiman, Perumahan dan Bangunan
Sehat
5)
Program Program Penyehatan Air
c. Pokok Program
Upaya Kesehatan:
1)
Program Pemberantasan Penyakit Menular dan
Imunisasi
2)
Program Pencegahan Penyakit tidak Menular
3)
Program Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan
Kesehatan
4)
Program Pelayanan Kesehatan Penunjang
5)
Program Pembinaan dan Pengembangan Pengobatan
Tradisional
6)
Program Kesehatan Reproduksi
7)
Program Perbaikan Gizi
8)
Program Kesehatan Mata
9)
Program Pengembangan Survailans Epidemilogi
10) Program
Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan
d.
Pokok Program Sumber Daya Kesehatan:
1)
Program Perencanaan, Pendayagunaan serta
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
2)
Program Pengembangan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat
3)
Program Pengembangan Sarana dan Perbekalan
Kesehatan
e.
Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan
Berbahaya
1)
Program Pengamanan Bahaya Penyalahgunaan dan
Kesalahgunaan Obat, Narkotika, Psikotrapika, Zat Aditif lain dan Bahan
Berbahaya lainnya
2)
Program Pengamanan dan Pengawasan Makanan dan
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
3)
Program Pengawasan Obat, Obat Tradisional,
Kosmetika dan Alat Kesehatan
4)
Program Penggunaan Obat Rasional
5)
Program Obat Esensial
6)
Program Pembinaan dan Pengembangan Obat Asli
Indonesia
7)
Program Pembinaan dan Pengembangan Industri
Farmasi
f.
Pokok Program Kebijakan dan Manajemen
Pembangunan Kesehatan:
1)
Program Pengembangan Kebijakan Kesehatan
Program
2)
Program Pengembangan Manajemen Pembangunan
Kesehatan
3)
Program Pengembangan Hukum Kesehatan
4)
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
g. Pokok Program
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan
1)
Program Penelitian dan pengembangan
Peningkatan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat
2)
Program Penelitian dan pengembangan
Peningkatan Lingkungan Sehat
3)
Program Penelitian dan pengembangan
Peningkatan Upaya Kesehatan
4)
Program Penelitian dan pengembangan
Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
5)
Program Penelitian dan pengembangan Kebijakan
dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
6)
Program Penelitian dan pengembangan Ilmu-Ilmu
Dasar dan Terapan Bidang Kesehatan
2.
Program Kesehatan Unggulan
Menyadari keterbatasan sumber daya yang
tersedia serta disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan
dalam masyarakat dan kecendrungannya pada masa mendatang, maka untuk
meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai
penting untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional, ditetapkan
10 program kesehatan, sebagai berikut:
a. Program
Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi
b. Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Program
Pencegahan Kecelakaan & Rudapaksa, termasuk Keselamatan lalulintas
d. Program Kesehatan
Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
e. Program
Peningkatan Perilaku Hidup Sehat
f.
Program Pengawasan Obat Bahan Berbahaya
Makanan & Minuman
g. Program
Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat
h. Program Perbaikan
Gizi
i.
Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
j.
Program Kebijaksanaan Kesehatan. Pembiayaan
Kesehatan & Hukum Kesehatan.
C.
Rencana Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Indonesia Sehat 2015
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang
termaktuf dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah untuk melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut
diselenggarakan pembangunan nasional secara berencana, meyeluruh, terpadu,
terarah, dan berkesinambungan. Adapun tujuan pembangunan nasional adalah untuk
mewujudkam masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,
tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
Untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional
tersebut dibutuhkan antara lain tersedianya sumber daya manusia yang tangguh,
mandiri serta berkualitas. Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara.
Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia memang belum
memuaskan.
Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan
nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka
menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Dalam hal ini peranan
keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan. Penduduk yang sehat bukan
saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi jiga mendorong
peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan
kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta
dan masayarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh
kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi olehinteraksi
yang dinamis dari pelbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang baru harus dapat
dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma pembangunan
kesehatan yang lama menjadi Paradigma Sehat.
Penyusunan rencana pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat 2015 ini adalah manifestasi konkrit dari kehendak untuk
melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan dan paradigma sehat
tersebut.
1.
Perkembangan
a. Derajat Kesehatan
b. Sarana
c. Tenaga Kesehatan
d. Perbekalan
Kesehatan
e. Kebijakan
2.
Masalah
a. Derajat Kesehatan
b. Kerjasama Lintas
Sektoral
c. Kebijakan
Pembangunan Kesehatan
d. Sistem Pembiayaan
Pembangunan Kesehatan
e. Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan
f.
Mutu Sarana Kesehatan
g. Tenaga Kesehatan
h. Perbekalan
Kesehatan
3.
Peluang
a. Kependudukan
b. Hukum dan Politik
c. Globalisasi
d. Krisis Ekonomi
e. Sumber Daya Alam
f.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
g. Kerjasama dan
Kemitraan
4.
Ancaman
a. Kondisi Ekonomi
Makro
b. Struktur
Demografi
c. Kondisi Ekonomi
Masyarakat
d. Geografis
e. Rendahnya
perilaku Kesehatan, Moral dan Etika
f.
Desentralisasi Manajemen Kesehatan
g. Globalisasi
h. Pencemaran
Lingkungan dan Iklim Global
5.
Isu Strategis
Mempelajari
berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut diatas, maka isu
strategis yang harus diatasi adalah sebagai berikut :
a.
Kerjasama Lintas Sektor
Sebagian dari masalah kesehatan merupakan
masalah nasional yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor
lain sehingga upaya pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor
terkait. Isu utama adalah upaya meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam pembangunan
kesehatan selama ini sering kurang berhasil.
Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
sehat dan peningkatan mutu lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat memerlukan kerja sama yang erat antara
berbagai sektor yang terkait dengan sektor kesehatan. Demikian pula peningkatan
upaya dan manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dari peran
sektor-sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan pembangunan daerah,
ketenagaan, pendidikan, perdagangan, dan sosial budaya.
b.
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan sangat
menentukan keberhasilan upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia
kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang mutakhir. Di samping itu
mutu Sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai moral yang
dianut dan diterapkan dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa jumlah sumber
daya tenaga kesehatan Indonesia yang mengikuti perkembangan IPTEK dan
menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi masih terbatas. Adanya kompetisi
dalam era pasar bebas sebagai akibat dari globalisasi harus diantisipasi dengan
peningkatan mutu dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan. Hal ini
diperlukan tidak saja untuk meningkatkan daya saing sektor kesehatan, tetapi
juga untuk membantu peningkatan daya saing sektor lain, antara lain pengamanan
komoditi ekspor bahan makanan dan makanan jadi.
Dalam kaitan dengan desentralisasi
penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kemampuan dan profesionalisme manajer
kesehatan di setiap tingkat administrasi merupakan kebutuhan yang sangat
mendesak.
c.
Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan
Kesehatan
Dipandang dari segi fisik persebaran sarana
pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan
lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan merata
ke seluruh pelosok wilayah Indonesia. Namun harus diakui bahwa persebaran fisik
tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan, dan
keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan
dan sarana penunjang lainnya, proses pemberian pelayanan, dan kompensasi yang
diterima serta harapan masyarakat pengguna. Dengan demikian maka peningkatan
kualitas fisik serta faktor-faktor tersebut diatas merupakan prakondisi yang
harus dipenuhi. Selanjutnya proses pemberian pelayanan ditingkatkan melalui
peningkatan mutu dan profesionalisme sumber daya kesehatan sebagaimana
diuraikan diatas. Sedangkan harapan masyarakat pengguna diselaraskan melalui
peningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi yang baik antara pemberi
pelayanan dan masyarakat.
d.
Pengutamaan, Sumber Daya Pembiayaan,
dan Pemberdayaan Masyarakat
Selama ini upaya kesehatan masih kurang
mengutamakan /memprioritaskan pendekatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
serta pencegahan penyakit, serta kurang didukung oleh sumber daya pembiayaan
yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakat
merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan program pemerintah serta ancaman
terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian maka diperlukan upaya yang
lebih itensif untuk meningkatkan sumber daya pembiayaan dari sektor publik yang
diutamakan untuk kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta
pencegahan penyakit.
Sumber daya pembiayaan untuk upaya penyembuhan
dan pemulihan perlu digali lebih banyak dari sumber-sumber yang ada di
masyarakat dan diarahkan agar lebih rasional, dan lebih berhasil guna dan
berdaya guna untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran langsung masyarakat digunakan
secara kurang efektif dan efisien sebagai akibat dari adanya informasi yang
tidak sama antara pemeberi pelayanan dan penerima pelayanan (pasien atau
keluarganya). Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan
sistem pembiayaan yang bersifat pra upaya yang sudah dikenal sebagai Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
Ketersediaan sumber daya yang terbatas,
khususnya di sektor publik mengharuskan adanya upaya-upaya untuk meningkatkan
peran serta sektor swasta khususnya dalam upaya yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan. Upaya tersebut dilakukan melalui pemberdayaan sektor swasta agar
mandiri, peningkatan kemitraan yang setara dan saling menguntungkan antara
sektor publik dan swasta sehingga sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal.
Hal lain yang sangat memerlukan penanganan
adalah masalah pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan
yang masih belum seperti yang diharapkan. Kemitraan yang setara, terbuka, dan
saling menguntungkan bagi masing-masing mitra dalam upaya kesehatan menjadi
suatu yang mutlak diperlukan untuk upaya pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat, penerapan kaidah hidup sehat dan promosi kesehatan.
D.
Indikator Keberhasilan Pembangunan
Kesehatan atau KIA
Indikator adalah sesuatu yang dijadikan ukuran
untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program.
1. Indikator Input
Dapatdilihatdarikebijaksanaanmanajemen( Man,
Money, Material, Method, dsb
).Strukturorganisasisertakondisikeadaanmasyarakatpadasaatini :
a.
Komitmenpolitik mengenaikesehatanbagisemua.
b.
Alokasisumberdaya, pembiayaanKesehatan 5 % dari total
pembayaannasionaldanpembiayaanpembangunandaerah.
c.
PenyebaranPendapatan.
d.
Angkamelekhuruf orang dewasa.
e.
Ketersediaansaranakesehatan, Penyebarandanpenggunaannya.
f.
Tingkat pertumbuhanpenduduk
g.
Penduduk yang ikut JPKM
h.
KerangkaOrganisasidan proses manajerial.
2. Indikator Proses
Adanyakemajuandalam proses
manajemenbaikdalamperencanaan, organisasi, staffing, koordinasi,
pelaporandanpembiayaan, misalnya:
a.
Keterlibatanmasyarakatdalammencapaikesehatanbagisemua.
b.
Tingkat desentralisasipengambilankeputusan, pengembangandanpenetapansuatu
proses manajerialbagipembangunankesehatan.
c.
Bumil memeriksakan kehamilan (K1-K4)
d.
Pengguna KB
e.
Partisipasi dalam kebersihan lingkungan
f.
Penduduk yang tidakmerokokdantidakminumminumankeras.
3. Indikator Output
a.
Cakupan:
1)
Cakupanpelayanankesehatandasar.
2)
Cakupanpelayananrujukan.
b.
Status kesehatan:
1)
Status gizidanperkembanganPsikososialanak
2)
Angkakematianbayi, angkakematiananak,
umurharapanhidupwaktulahirdanangkakematianibu.
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan
ibu dan anak, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Kerja sama lintas sektoral
Dalam kerjasama lintas sektor untuk penurunan
AKI dan AKB, institusi pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota memegang peranan yang
sangat menentukan. Hal ini dirasakan sangat penting dan strategis dalam
pembangunan kesehatan daerah dimana dikaitkan dengan desentralisasi
pemerintahan daerah.
Masalah kesehatan dan gizi merupakan masalah
nasional yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain.
Peningkatan upaya dana manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dari
peran sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan pembangunan daerah,
ketenagaan, pendidikan, perdagangan dan sosial budaya. Dengan demikian kerja
sama lintas sektor yang masih belum berhasil pada masa lalu perlu lebih
ditingkatkan.
Untuk menjamin terselenggaranya intervensi
program kesehatan ibu dan anak yang berhasil, diperlukan pendekatan yang
dilakukan secara lintas sektoral. Sebelum melakukan intervensi baik pemerintah
atau suatu Lembaga Non Pemerintah perlu mencari dan menetapkan kerangka pikir
mengenai pentingnya pembangunan Sumber Daya Manusia (capacity building) yang
terfokus pada upaya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak serta mencari data-data
dan Informasi mengenai Analisa Situasi Kesehatan Ibu dan Anak (ASIA).
2.
Perilaku hidup sehat, Kemandirian
masyarakat dan kemitraan swasta
Peningkatan Perilaku, Kemandirian masyarakat
dan kemitraan swasta Perilaku hidup sehat masyarakat sejak usia dini perlu
ditingkatkan melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan,
agar menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakat.dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan konsep
Pembangunan Kesehatan Masyarakat tetap didorong dan bahkan dikembangkan untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan serta kesinambungan upaya kesehatan.
Kemitraan swasta lebih dikembangkan dengan
memberikan kemudahan dalam membangun terutama pelayanan kesehatan rujukan rumah
sakit dan pelayanan medik lainnya, dengan memperhatikan efisiensi keseluruhan
sistem pelayanan kesehatan. Kemitraan swasta juga ditingkatkan dalam pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.
3.
Lingkungan sehat
Peningkatan kesehatan lingkungan Kesehatan
lingkungan pemukiman, tempat kerja, dan tempat tempat umum serta tempat-tempat
pariwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air yang
memenuhi persyaratan terutama perpipaan, penertiban tempat pembuangan sampah,
penyediaan sarana pembuangan limbah serta berbagai sarana sanitasi lingkungan
lainnya sehingga penduduk dapat hidup sehat dan produktif serta terhindar dari
penyakit-penyakit yang membahayakan yang ditularkan melalui atau disebabkan
oleh lingkungan tidak sehat.
4.
Upaya kesehatan
Peningkatan upaya kesehatan dilakukan dengan
menggalang kemitraan sektor swasta dan potensi masyarakat. Peningkatan upaya
kesehatan sektor pemerintah lebih diutamakan pada pelayanan kesehatan yang
berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat. Sedangkan pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan penyakit terutama
dipercayakan kepada swasta.Pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan
melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu, bidan di desa dan upaya pelayanan
kesehatan swasta ditingkatkan pemerataan dan mutunya.
Peningkatan yang sama ditujukan pula untuk
pelayanan kesehatan rujukan yang diselenggarakan oleh rumah sakit milik
pemerintah maupun milik swasta.Peningkatan pemerataan dilakukan melalui
penempatan bidan di desa, pengembangan Puskesmas yang sudah ada dan membangun
Puskesmas Pembantu lengkap dengan sarananya. Peningkatan kualitas dilakukan
melalui pelaksanaan jaminan mutu oleh puskesmas dan rumah sakit.
5.
Sumber daya kesehatan
Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk
meningkatnya pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta
mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan
pembangunan kesehatan. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
dikembangkan terus untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang
lebih merata dan bermutu dengan harga yang terkendali. JPKM diselenggarakan
sebagai upaya bersama antara masyarakat, swasta dan pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat. Tarif pelayanan
kesehatan perlu disesuaikan atas dasar nilai jasa dan barang yang diterima oleh
anggota masyarakat yang memperoleh pelayanan.
Dalam upaya meningkatkan perbekalan kesehatan,
pengadaan dan produksi bahan baku obat yang secara ekonomis menguntungkan terus
ditingkatkan. Pengadaan, produksi dan distribusi obat jadi ditingkatkan
efisiensi dan mutunya sehingga masyarakat dapat memperoleh obat yang bermutu
dengan harga yang terjangkau. Pemakaian obat yang rasional terutama dengan
menggunakan obat generik lebih digalakkan melalui upaya promosi dan penyuluhan
bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum. Pembinaan kualitas makanan dan
minuman yang dipasarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat ditingkatkan untuk
melindungi masyarakat dari bahan dan organisme yang membahayakan kesehatan.
6.
Kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan
Manajemen pembangunan kesehatan perlu makin
ditingkatkan terutama melalui peningkatan secara strategis kerjasama antara
sektor kesehatan dan sektor lain yang terkait, dan antara berbagai program
kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri.
Manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengendalian dan penilaian diselenggarakan secara sistematik untuk
menjamin upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Manajemen tersebut
didukung oleh sistem informasi yang handal guna menghasilkan pengambilan
keputusan dan cara kerja yang efisien.
7.
IPTEK
Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kesehatan Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan akan terus
dikembangkan secara terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya
kesehatan, utamanya untuk mendukung perumusan kebijakansanaan, membantu memecahkan
masalah kesehatan dan mengatasi kendala di dalam pelaksanaan program kesehatan.
Penelitian dan pengembangan kesehatan akan terus dikembangkan melalui jaringan
kemitraan dan didesentralisasikan sehingga menjadi bagian penting dari
pembangunan kesehatan daerah.Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
didorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, pendayagunaan obat dan
pengembangan obat asli Indonesia, pemberantasan penyakit dan perbaikan
lingkungan.
Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi
kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan
dari pemerintah dan swasta, serta meningkatkan kontribusi pemerintah dalam
pembiayaan kesehatan yang masih terbatas. Penelitian bidang sosial budaya dan
perilaku hidup sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya hidup sehat dan
mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
8.
Derajat kesehatan
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran
kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk
menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti
angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Derajat Kesehatan yang optimal akan dilihat
dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya
seperti morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup yang digunakan sebagai
indikator adalah Angka Kelahiran Hidup Waktu Lahir, sedangkan untuk mortalitas
telah disepakati yakni Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka
Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup.
Derajat kesehatan meliputi:
a. Angka kematian
Bayi
b. Angka kematian
balita
c. Angka harapan
hidup
d. Angka kematian
ibu
e. Partisipasi dalam
KB
f.
Penolong persalinan
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa telah dicanangkannya
program menuju indonesia sehat 2010 oleh presiden RI yang ditetapkan pada
tanggal 1 maret 1999. Dengan tujuan perencaan pembangunan dan pelaksanaanya
dari semua sektor yang mampu mempertimbangkan dampak negative dan positif
terhadap kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Upaya yang dilakukan lebih mengutamakan segi preventif, kuratif, tanpa
meninggalkan segi kuratif dan rehabilitative. Pemerintah juga menginginkan
tindakan program kesehatan ini dapat berlaku adil dan merata diseluruh penjuru
indonesia. Agar tidak ada lagi masyarakat atau penduduk yang tidak mendapatkan
perlakuan kesehatan.
Pemerintah juga mengharapkan bagi seluruh
masyarakat indonesia untuk memiliki semangat juang yang tinggi dan pengabdian
serta kerja keras untuk menuju indonesia sehat, karena tanpa ada itu semua,
strategi dan perencanaan indonesia sehat 2010 itu hanya akan menjadi slogan
kosong tanpa arti. Apabila dengan semangat yang tinggi yang dimiliki oleh semua
masyarakat indonesia insyaallah rencana menuju indonesia sehat 2010 akan
tercapai sesuai dengan harapan kita semua.
B.
Saran
Diharapkan bagi seluruh masyarakat
indonesia ikut andil dalam program indonesia sehat 2010, karena ini menyangkut
kesehatan bagi kita semua, supaya terciptanya lingkungan yang sehat, masyarakat
yang sejahtera dan terbebas dari penyakit. Bagi tim kesehatan untuk melakukan
program indonesia sehat 2010, diharapkan lebih sering melakukan sosialisasi
kepada masyarakat, yang berupaya untuk mengajak dan membantu bagaimana
sebenarnya program untuk pola hidup sehat. Dan peran kita bagi seorang bidan
ini ikut andil dalam melakukan pelayanan kesehatan, menjelaskan bagaimana
sebenarnya pola hidup sehat, bagaimana supaya penyakit yang diderita sipasien
tidak terjadi lagi, dan bagaimana penyakit yang diderita sipasien tidak
bertambah parah. Didalam rencana indonesia sehat 2010 ini salah satunya adalah
pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, tanpa membeda-bedakan dari
segi ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin, SKM. 2009. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media.
Depkes RI. 2002. Program Studi
Kelayakan dan Rencana Usaha JPKM. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. Info Puskesmas dengan
Paradigma Sehat Baru Kita Wujudkan Visi Sehat 2010.
Jakarta: Depkes RI, 1999
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta:Rineka Cipta.
INDONESIA SEHAT 2010, oleh Prof. Dr.
F.A.Moeloek, di buka pada tanggal 7 Oktober 2009 pada pukul 15.45 wib di
http://uk.geocities.com/rskocibubur/is-7html
SEHAT
UNTUK SEMUA, Indonesia Sehat 2010, di buka pada tanggal 17 Oktober 2009 pada
pukul 09.30 wib di http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/04/02/indonesia-sehat-2010/
mantapp
ReplyDelete